Selasa, 22 Februari 2011

Ayah Ulang Tahun, I Love You, Daddy...

Setiap malam, aku selalu tidur bersama ayah dan ibuku. Biasanya aku tidur ditengkurepin dulu. Kata ibu biar jantungku kuat dan aku nggak kagetan. Trus kalau aku terbangun dan habis nenen, baru aku tidur terlentang. Biasanya pula, ayah mengusap-usah dahiku dengan telunjuk jarinya, sampai aku tertidur kembali.

Kata Ibu, aku adalah bayi paling beruntung di dunia, karena pada saat umurku baru 3 bulan di kandungan, sampai sekarang aku hampir 3 bulan setelah lahir, ayah dan ibu selalu ada di dekatku. Pantesan aku merasa tenaaang sekali dan aku nggak pernah gelisah kalau malam hari.

Setiap malam aku selalu mendengar ibu berkata, "I Love You, Ayah...".
Gara-gara keseringan mendengarnya, aku jadi merasa ikutan sayaaang banget sama ayah.
Ayah juga nggak pernah marah, apalagi kalau ngobrol sama Kakak dan Kakay, suara ayah lembuuut banget.
Dan kesukaan ayah tuh, selalu main tebak-tebakan lucu dan bikin cerita-cerita lucu. Tiap hari adaaa aja yang bikin ibu dan semuanya tertawa tergelak-gelak. Aduuuh, aku jadi pengen cepet bisa ngomong dan cerita-cerita tiap hari sama ayah.

Nah...Hari ini ayah berulang tahun. Aku tahu karena, tidak seperti biasa, pada jam 12 malam aku belum tidur, dan ayah masih mengelus-elus keningku seperti biasa. Aku mendengar suara ibu,
"Selamat Ulang Tahun, Ayah..."
Trus..
"Kadonya Alya aja, ya..."
Trus karena nggak bisa tidur, akhirnya ibu ikut-ikutan nulis di blogku ini,
" Selama ini aku tidak pernah bisa menjawab pertanyaan 'apakah kamu bahagia?' atau 'kapan kamu merasa bahagia?'. Dan malam ini, aku bisa menjawabnya dengan pasti; aku bahagia, malam ini titik kebahagiaan itu terlihat terang dan menghangatkanku.
Bahwa kau, suamiku, masih bernafas dan berada di sisiku, adalah bukti kasih Allah swt padaku. Tidak bisa kutebak hatimu ada di mana, kebahagiaanmu ada pada siapa, yang kupahami adalah, Allah swt benar-benar telah menuntun langsung kehidupan kita. Aku, kau, dan anak-anak. Kita akan berjalan terus mendekati-Nya, bergandeng tangan, meski tertatih karena keawaman dan kelabilanku. Terima kasih telah melengkapi hidupku.
Selamat Ulang Tahun, Sayang... semoga Allah swt semakin mencintai kita, menaburkan rizki dan kasih tak henti-henti seperti cinta kami padamu...amin."

Selamat Ulang Tahun, Ayah...:) I Love You, Dady...

Senin, 21 Februari 2011

Hari Pertama Ikut Ibu Bekerja


19 Februari, umurku genap 3 bulan, dan ini pertama kalinya aku diajak ibu untuk urusan kerjaan. Biasanya kalau nggak nganter ayah, ya jalan-jalan ke supermarket. Tapi pagi ini, tidak seperti biasanya, aku dibangunin dan langsung dimandiin. Padahal biasanya diajak jalan-jalan dan berjemur. Ibu juga terlihat tergesa-gesa berdandan, dan menyiapkan segala keperluanku.
Jam 6.30, kami dijemput oleh teman ibu. Meskipun mereka adalah teman-teman baru ibu, tapi aku boleh memanggil mereka Bude Rose, Oma Elvie, dan Tante Siti. Sepanjang perjalanan semuanya pada seru saling menceritakan diri mereka masing-masing.  apalagi jalanan masih lengang, lurus nggak berbelok-belok. Kudengar Oma Elvie berbicara pada sopir, Pak Badri, untuk menuju Thamrin lewat Kuningan, Sarinah, dan Kebon Sirih lalu ke kiri masuk gedung Mandiri Syariah. Aku seperti biasa, tertidur, beberapa saat setelah mobil berjalan...
Kami tiba di sebuah gedung yang masih sepi karena masih pagi. Ibu membaringkanku di kereta dorong dan kami melewati ruangan, lift, dan tempat pertemuan yang bersih dan rapi. Tampaknya ibu akan menghadiri sebuah pertemuan yang cukup besar, dan aku menunggu di ruangan lain ditemani Bude Rose, hingga aku tertidur dan begitu bangun beberapa jam setelahnya, ibu sudah menggendongku. Dan tibalah acara favoritku...minum susu!
Ibu begitu bersemangat siang ini, apalagi ketika bersalaman dengan orang-orang di sana. Dan yang paling menyenangkan, hampir semua yang melihatku, pasti mengajakku bicara,
"Hai...cantik sekali...berapa umurnya...?", atau
"Aduuh...cantiknya...anak siapa ini?", atau
"Wah wah... ini pasti calon AM!" lalu ibu menimpali, amiiin...
Apa ya AM itu. Aku nggak tau, tapi pasti adalah sesuatu yang baik dan luar biasa. Oya, yang bicara tadi adalah Ibu Khodijah, kakak Ibu Bilqis, teman-teman baru ibu juga.
Suatu hari kalau ibu mengajakku ke pertemuan-pertemuan seperti ini lagi, aku akan cari tau apa itu AM!

Kamis, 17 Februari 2011

Kado Untuk Bude



Kalau Kakay suka mengoleksi semua barang bergambar Hello Kitty, trus Kakak Nay suka mengoleksi gambar dan barang Spongebob, lain lagi dengan Bude Mama, kakak sulung ibu. Aku memanggilnya Bude Mama karena ibu memanggilnya Mama, tapi aku harus memanggilnya Bude. Jadi ya kupanggil Bude Mama aja...:)
Aku sebenarnya punya dua Bude, yang satu lagi Bude Tita, ibunya Kakak Nay.
Nah... Bude Mama suka sekali mengoleksi mainan bebek. Pokoknya semua yang berbentuk bebek, dari kayu, logam, atau dari keramik. Asal bukan bebek beneran, lho...


Pantesan, kok ibu hobby banget ya beli mainan bebek. Tanggal 4 Februari lalau, ibu dan Kakak Aneesa pergi ke pameran membeli bebek, trus hari minggu lalu pas di toko Bu Fanda, ibu juga membeli bebek.
Ternyata untuk kado ulang tahun Bude Mama!

Aku taunya pas selasa kemarin kami berdua pergi ke rumah Bude Mama. Kakak Aneesa nggak ikutan karena harus belajar untuk try out, sedangkan Kakay menemani ayah di rumah.
Aku paling senang ke rumah Bude Mama, karena di sana bisa ketemu Kak Denis dan Mas Bima, juga bisa sekalian main ke rumah Bude Tita dan bertemu Kakak Nay dan Mas Krisna. Kalau sudah ngumpul...wah...rame, deh...(kapan-kapan aku ceritain ya pengalamanku jalan-jalan sama mereka:)
Nah...begitu sampai di rumah Bude Mama, ternyata banyaaak banget koleksi mainan bebeknya. Dari yang kecil sampai yang ukuran agak besar. Ternyata banyak macamnya dan semuanya cantik-cantik. Hmm... kalau aku besar nanti, enaknya aku mengoleksi apa, ya...?

 

Mainan Baru



Hari Minggu lalu aku dan Kakak Aneesa diajak ibu ke rumah teman kuliah ibu yang namanya Tante Arum. Tante Arum itu punya toko batik dan pernah bawain aku dan ayah ibu baju-baju batik. Nah...habis dari rumah Tante Arum, kami main ke tempat Tante Fanda, teman kuliah ibu juga...tapi ibu memanggilnya Bu Fanda. Kalau Bu Fanda punya toko mainan anak-anak. Asyiiik...kata Kakak. Seneng, deh bisa pilih-pilih mainan. Padahal rencananya kita mau ke toko batik Tante Arum, loh...jadinya ke Toko mainan Bu Fanda, deh....:)

Waktu sampai ke toko Bu Fanda, ibu heboooh banget. Ya heboh milih-milih mainan, ya heboh mengagumi unik dan bagusnya toko itu. Kata ibu, Bu Fanda pinter banget nata barang-barang di dalam toko sehingga tampak nyaman dan tidak membosankan. Saking nyamannya, aku sampai ketiduran, loh....Yang paling mengagumkan, ada tempat pajangan yang bisa berputar! Barang-barangnya juga lengkap, ada mainan, buku anak-anak, baju-baju, peralatan baby, boneka, dan banyak lagi...




Nah... tiba saatnya waktu yang ditunggu-tunggu. Bu Fanda memberiku beberapa mainan, juga untuk kakak, aku senang sekali. Sesampai di rumah, mainanku ditatan bersama mainan-mainan lainnya. Nambah lagi koleksi mainanku...:) Trimakasih Tante Arum, trimakasih Bu Fanda...

Sabtu, 12 Februari 2011

3 Hari Aku Nggak Pupup

Sore-sore bangun dari tidur, aku mendengar ibu sedang menelpon. Rupanya menelpon Bu Bidan.
"Maaf, Bu... sudah 3 hari ini anak saya nggak pupup tapi juga nggak rewel kenapa ya, Bu?" Tak lama kemudian, suara ibu lagi, "O...begitu...baik, Bu...Trimakasih..Salamualaikuum..."
Lalu ibu segera ke dapur sambil memanggil-manggil Teteh Is.  Teteh Is adalah orang yang membantu ibu setiap harinya mengurus rumah dan masak-masak. Bersama Teteh Is, ibu langsung membuat coctail berisi pepaya, buah naga, dan aloevera. Dipotong kecil-kecil dan diberi air gula hangat. Hmm...kayaknya enak dan segar!
 
Jadi ternyata aku nggak pupup selama 3 hari itu karena ibuku kurang makan sayur dan buah. Sehingga ASInya kental dan itu membuatku susah pupup.
Supaya ASInya encer ibu harus makan banyak buah, terutama pepaya. 
Untung setiap hari ibu menyediakan pepaya di dalam kulkas. Kalau menurut catatan ibu, nih...enzim pengurai protein di dalam pepaya dapat membantu usus dan pankreas atau kelenjar ludah perut, dan bisa membantu mengurai protein dan zat tepung, bagus bagi sistem pencernaan. Pepaya juga meningkatkan daya tahan tubuh dan daunnya bisa mengobati luka bakar, daunnya cukup ditumbuk dan dibalurkan saja. Pepaya juga bisa untuk mengencangkan payudara dan menguruskan badan karena enzimnya dapat mengurai protein, karbohidrat bahkan mengurai lemak, melenyapkan daging lebih, mendorong proses metabolisme, dan dengan cepat mengeluarkan lemak berlebih. Nah...untuk kecantikan kulit juga bisa, karena  kadar vitamin C nya adalah 48 kali lipatnya buah apel. Hebat ya!

Nah... kalao buah naga lebih hebat lagi!
Gunanya antara lain untuk menghaluskan kulit, menghambat Pertumbuhan Sel Tumor, dan kesehatan mata karena banyak mengandung vit A, juga vitamin B1, kalium, zat besi, protein serta kalsium.  Zat-zat ini mampu menetralkan racun dalam darah, meningkatkan penglihatan dan mencegah darah tinggi.
Juga menjadi sumber Betakaroten yang juga merupakan anti oksidan, pencegah kanker, khususnya kanker kulit dan paru.
 
Trus, kulit buahnya dapat meningkatkan kelenturan pembuluh darah dan menghambat pertumbuhan sel tumor. Bisa juga untuk penurun Kadar Gula Darah. Dengan makan 1 buah naga merah (250 gram) setiap pagi dan sore selama delapan hari bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes ( tapi, selama itu jangan makan nasi, lho...karena nasi merupakan sumber gula bagi penderita diabetes).



Satu lagi...aloevera atau lidah buaya. Biasanya ibu suka membuat minuman dari aloevera untuk ayah karena bisa menurunkan tekanan darah. Selain itu bagus untuk pencernaan agar kita mudah pup. Nah...kalau Kakak suka menggunakan aloevera untuk menyuburkan rambut. Karena banyak manfaatnya itu, ibu menanamnya di pot di teras rumah.


Aku pinter, khan?
Dan bener... pas mau mandi sore, aku bisa pupup banyaaak sekali!!

Jumat, 11 Februari 2011

Kakay Suka Menggambar

 
Hari ini aku sangat senang sekali, karena seharian kami semua nggak kemana-mana, istirahat dan bermain di rumah saja. Kakak dan Ayah nonton tivi tentang Anak Gemilang Inovator IT, sedangkan ibu dan Kakay menggunting dan mewarnai gambar-gambar Kakay. Kata ibu, suatu hari nanti gambar-gambar itu bisa kupakai untuk belajar dan bermain. Aduuh senangnya!
Kakay adalah panggilan untuk kakak perempuanku yang kedua, yaitu Kak Ariesta. Dia suka sekali menggambar komik. Katanya sih, ingin menjadi komikus seperti Kakak Aneesa. Kakay  masih duduk di kelas 3 SD, pintar main game di laptop, jago matematika, dan juga hobby membaca cerita. Kakay sering membacakan cerita untukku, kadang-kadang bergantian dengan ibuku. Aku jadi senang sekali. Meskipun sebenarnya aku belum ngerti kata-katanya itu artinya apa, tapi rasa-rasanya aku ngerti bagaimana cerita yang mereka bacakan.


  Kakay ingin sekali membuat komik, itu sebabnya ibu akhir-akhir ini sibuk sekali mengumpulkan gambar-gambar yang dibikin Kakay untuk diwarnai. Kata Ibu, suatu hari nanti kalau sudah lengkap dan diwarnai, Kakay tinggal membuat kalimat-kalimatnya supaya menjadi komik yang bagus.Bagaimana ibu dan Kakay mewarnai gambar-gambarnya? Pertama-tama, karena Kakay menggambar memakai pensil dan penuh dengan corat-coret, gambar itu diulangi lagi dengan spidol warna. Trus dengan menggunakan penghapus, gambar itu dibersihkan coretan-coretan pensilnya. Setelah bersih, barulah diwarnai dengan pensil Luna. Taraaaam...jadilah gambar yang bagus sekali!


Bukan hanya Kakay, Kakak Aneesa juga pintar menggambar komik. Sama dengan Oni Can
(begitu kami memanggil kakak laki-laki yang paling besar). Oni Can berasal dari bahasa Jepang, artinya Kakak Laki-laki. Dipanggil Oni Can karena dia pandai sekali menggambar anime dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kartun Jepang. Sejak kecil Oni Can rajin menonton kartun Jepang di komputer, itu sebabnya sekarang Oni Can jadi pandai berbahasa Jepang dan Inggris. Karena Oni Can jago menggambar itulah, dia memberitahu Kakak dan Kakay bagaimana caranya agar kita pintar menggambar. Caranya, ambil 100 lembar kertas HVS dan pensil, trus gambarlah bulatan-bulatan teruuuus sampai kertas hvsnya penuh. Kalau sudah penuh, teruuuus saja menggambar bulatan-bulatan di kertas baru lagi. Begitu seterusnya sambil mengisi waktu luang. Kalau bisa, 10 lembar habis dalam waktu satu hari.
Selain membuat bulatan-bulatan, Oni Can juga mengajari Kakak dan Kakay membuat garis-garis yang panjang-panjang, juga sampai kertas HVSnya penuh. Begitu seterusnya.

Nah menggambar bulatan dan garis-garis berulang-ulang itu adalah dasar ilmu menggambar komik. Kalau sudah habis kertas 1 rim (kira-kira 500 lembar), jari-jari tangan kita terbiasa dan hasil gambar kita akan jauh lebih bagus. Coba aja sendiri. Kalau aku sudah besar nantu, aku pasti mau mencobanya.

Kamis, 10 Februari 2011

Tawa Pertama Bersama Bunda

Biasanya kalau ibu atau  Kakak Kakay mengajakku bercanda, aku hanya bisa bilang, ae...ao...oa...
Tapi malam ini pas aku sedang dipangku ibuku dan ayahku disampingku, ibu banyak sekali mbecandain aku. Sampai akhirnya aku bisa ketawa!!!  Ibu langsung tertawa kegirangan dan terheran-heran melihat aku.

"Ayah! Lihat ! Alya bisa ketawa!! Ini pertama kalinya Alya ketawa!!"
Lalu bisa kalian bayangkan, kan, ibuku berusaha membuat mimik muka yang lucu-lucu sampai pura-pura bersin segala agar aku ketawa lagi.

Aku rasa nggak ada yang aneh, tuh.... Umurku sudah 2 bulan 21 hari, emang bayi mulai ketawa umur berapa, sih?

Imunisasiku yang ke-3

Hari ini aku diimunisasi untuk ke 3 kalinya. Yang pertama waktu aku berumur seminggu, yaitu imunisasi Hepatitis B, trus sebulan kemudian imunisasi BCG dan Polio 1, nah...sekarang imunisasi DPT dan Polio 2. Harusnya aku diimunisasi seminggu yang lalu, tapi karena hampir setiap hari aku diajak pergi, ibuku takut kondisiku belum cukup fit untuk imunisasi. Karena kalau nggak fit, jadinya berabe...pokoknya tubuh tidak bisa menerima sehingga malah ada yang sakit.
Pantesan seharian ini aku tidak diajak kemana-mana. Istirahat aja di rumah. Cuma berdua saja dengan ibu sambil membaca-baca buku cerita. Aduh senangnya... Eh, ternyata malamnya, aku dibawa ke Bu Bidan belakang rumah dan disuntik dan diberi obat tetes.

Setelah diimunisasi, aku diberi tempra agar tidak demam. Dan tidak lupa sebelum tidur, ubun-ubunku diolesin bubuk pala agar tidurku nyenyak. Tetapi karena pahaku disuntik, aduuuh...sampai malam rasanya sakit dan tebal. Beberapa kali ibuku mengompres dan mengusap-usapnya, kata Bu Bidan agar tidak bengkak. Aduuuh malah kerasa banget sakitnya... Kata ibuku, ini untuk pertama kalinya sejak lahir aku menangis agak kenceng.
Tapi alhamdulillah, sepertinya aku nggak demam ataupun panas seperti yang diperkirakan ibu. Nangiskupun juga cuma sebentar, loh...Itu karena ayah mengusap-usap tangan kananku, dan ibu mengusap-usap tangan kiriku. Lama-lama pahaku nggak kerasa sakit lagi.

Lalu, aku dipeluk ibuku sambil diajak membaca do'a. Do'anya begini,
"Ya Allah, berikanlah rahmat dan hidayah untuk ayahku, ibuku, kakak-kakakku dan untukku.
Ya Allah, berikanlah kesehatan untuk ayahku, ibuku, kakak-kakakku, dan untukku.

Ya Allah, berikanlah kesembuhan untuk ayahku, agar bisa menggendongku dan bekerja kembali.
Ya Allah, berikanlah rejeki untuk ayah dan ibu agar bisa membelikan aku mainan.
Ya Allah, berikanlah kakak-kakakku dan aku pikiran yang jernih dan lidah yang mudah berkata-kata dan ingatan yang bagus agar kami bisa menjadi anak yang pintar.
Allaahumma sholli alaa Sayyidina Muhammad..."


(Wah... aku nggak ingat lagi karena aku keburu tertidur...)

Minggu, 06 Februari 2011

Yang Keluar Dari Hati

Gara-gara mau mendapat kiriman novel dari Kak Kirana berjudul "My Persian Rainbow", Kakak heboh ingin belajar bikin novel. Kak Kirana adalah anak Tante Dina, sahabat Ibu yang seorang penulis juga. Kak Kirana baru kelas 4 SD dan sudah membuat 2 novel. Hebat, ya?!
Nah, Kakak juga ingin seperti Kak Kirana, membuat novel anak-anak. Dia suka berlama-lama di dalam kamarnya. Padahal biasanya pasti sering tiduran di dekatku atau menyanyi buat aku.
Suatu sore, aku sedang dipangku ibu di ruang depan menghirup udara segar.
Kakak datang dan bertanya,

"Ibu, enaknya kalau aku membuat novel, temanya apa, ya?"
Ibu nggak segera menjawab, tidak lama kemudian,
"Kakak, novel itu adalah sesuatu yang keluar dari hati...jadi nggak perlu dicari-cari lagi temanya."
"Oh...iya, iya!"
"Jadi apa yang kakak rasakan dan ingin kakak tuliskan, ya itu temanya. Nah... sekarang apa yang kakak rasakan?" tanya Ibu lagi.
"Aku mau tema lope-lope.." begitu kata Kakak sambil senyum-senyum dan pergi masuk ke kamarnya lagi.
Wah...lope-lope itu apa, ya... coba Kakak dan Ibu tadi ngobrolnya agak panjang, pasti aku bisa menebak apa itu lope-lope...?

Selasa, 01 Februari 2011

Tanaman Obat; Kisah Pencarian Daun Cincau

Pada saat umurku baru 2 minggu, ibu cemas sekali, soalnya Kakay terkena batuk, ketularan Kak Nti, teman Kakay. Selain Kakay, sempat juga Kakak kena pilek, entah karena apa.

Nah, ibuku cemas karena takut aku terkena batuk dan pilek juga. Tapi ternyata, alhamdulillah, sampai sekarang umurku dua bulan lebih, aku nggak ketularan mereka (mudah-mudahan seterusnya enggak, ya...). Kenapa aku nggak ketularan? Bu Bidan pernah menghibur ibuku, katanya nggak perlu cemas, selama aku minum air susu ibu, aku akan sehat dan jarang sakit. Dan...satu lagi; setiap mau tidur, ibu membubuhkan bubuk biji pala yang dibasahi dengan beberapa tetes air di atas ubun-ubunku. Aku jadi terhindar dari batuk dan pilek, dan tidurku pun jadi lebih nyenyak. Pada pagi harinya sebelum mandi, bubuk pala itu dibasuh dan kepalaku bersih kembali.

Ibuku percaya sekali bahwa tanaman obat sangat manjur kalau dipakai sehari-hari. Di teras banyak sekali tanaman obat; ada pegagan, daun dewa, sambung nyawa, aloevera, cincau rambat, jahe merah, dan banyak lagi. Pegagan itu tanaman merambat yang biasa tumbuh di pematang sawah, gunanya untuk vitamin otak, baik untuk anak-anak dan orang tua. Trus, daun dewa kalau dilalap bisa mengobati tumor dan mencegah kanker, juga untuk menyembuhkan luka bakar dan luka disengat binatang berbisa. Kalau sambung nyawa, ibu biasa membuat jus dari 7 helai daun sambung nyawa dicampur 2 helai daun dewa, untuk diminum ayah untuk obat hypertensi. Nah... kalau oloevera dan cincau rambat, gunanya untuk mendinginkan perut. Terutama cincau, banyak sekali vitaminnya, dan sangat bagus untuk diet. Itu sebabnya setiap hari 2 kali, ibu membuat coctail yang terdiri dari buah pepaya, melon yang dipotong kecil-kecil, dicampur cincau. Tapi cincaunya beli di supermarket, karena tanamannya di rumah masih keciil sekali...:)


Nah...cerita tentang daun cincau ini heboh sekali. Saking inginnnya membuat cincau sendiri, ibu bela-belain mencari pohon cincau untuk ditanam. Trus, Bu I'i (adik ayah) sampai mencarikan daun-daun cincau ke kantornya di Sunter. Trus Mas Iwan, sopir kami, sampai mencari pohon cincau di rumah bekas majikannya. Sampai-sampai ibu juga mendatangi rumah herbalis bernama Ibu Kuncoro di Depok Siliwangi untuk mencari pohon cincau, eh... nggak ada juga. Akhirnya pas jalan-jalan ke kebun Trubus, dapet juga 1 pot pohon cincau, itupun masih keciiil sekali.

Setelah beberapa bulan kemudian, ceritanya ibu sudah putus asa mencari daun cincau... Kejadiannya 3 hari yang lalu. Ketika kami jalan-jalan pagi (seiap pagi ibu membawaku berjemur di depan rumah tetangga), ibu ngobrol dengan Tente Endang, tetangga samping rumah. Rumahnya di seberang jalan agak ke belakang, gitu. Ternyata Tante Endang punya pohon cincau!! Jadi ibu langsung saja minta. Tapi begitu kami ke rumah Tante Endang untuk minta daun cincau...ternyata ... sudah habis ludes dibabat oleh ayahnya Tante Endang!
"Loh...padahal kemarin siang masih ada, lho... " kata Tante Endang heran.
Aduuh...ibuku  dan Tante Endang menyesaaal sekali. Mana sebelum dibabat daun-daunnya rimbun, lagi! Hanya terlambat setengah hari, pohon cincau idaman hilanglah sudah...

Tapi karena penasaran, ibuku masih bertanya-tanya, kalau dibabatnya kemarin sore, pastilah pagi ini masih ada di sekitar situ. Biasanya kan kalau kita memotong rumput, pasti rumput2 itu dibungkus di kantong plastik untuk dibuang, kan? Maka ibuku mencari-cari kalau-kalau ada kantong plastik berisi daun-daunan. Dan...benar saja! Ada 2 kantong plastik disangkutkan di pagar rumah di sudut halaman. Begitu ibu memeriksanya, satu diantaranya ya berisi daun-daun cincau yang masih segar di rantingnya!!
Horeee!!! Ibuku senang sekali!

Akhirnya, kami punya stok daun cincau segar selama 5 hari. Senangnya...Tercapailah keinginan ibuku membuat cincau sendiri. Hijau, segar, tanpa bahan pencampur dan pengawet!