Sabtu, 18 Juni 2011

Rewel Pertamaku

Rewel adalah istilah ibu untukku ketika aku menangis meraung-raung di malam hari. Yup. Tiga hari yang lalu, Rabu dini hari jam 02.30, aku terbangun dan merasakan sakiiit banget di tengkuk dan badanku. Aku menangis dan menangis sejadi-jadinya. Ibu mencoba membujukku dengan nenen, tapi aku tetap nggak nyaman, aku nangis terus sampai pagi!! Tentu saja ibuku bingung karena aku belum pernah seperti ini. Dia bertanya terus,
"Kenapa, Sayang? Apa yang sakit, Sayang?"
Tentu saja aku nggak bisa jawab. Aku nangis lagi deh... berurai air mata!!

Jam 10 pagi, ibu memanggil Bu Latifah, tukang pijat langganan kami. Aku dipijat dengan minyak yang dicampur jeruk nipis. Sekujur badanku ditelusuri dengan jari-jari Bu Latifah, telapak kaki, betis, punggung, tengkuk...

"Ini nih.... betisnya kenceng banget."
"Pundaknya juga agak kaku."
"Nah...ini yang bikin sakit, ada benjolan di sini kan?"
Ternyata di tengkukku ada benjolan benjolan yang membuatku kesakitan. benjolan itu akibat posisiku pas tidur yang suka miring nggak karu-karuan. bahuku kaku karena posisi tidur juga. Atau pas aku digendong, aku pernah menggeliat yang menyebabkanku kecetit, dan...beginilah jadinya...
Benjolan di tengkukku terus dielus-elus sampai akhirnya mengecil. Juga betisku, punggungku, semuanya dipijit.
Selama dipijit aku nangiiiis terus, sampai-sampai ibuku yang nungguin sambil tidur, akhirnya terbangun juga...hehehe
Nah, setelah dipijit, aku dinenenin, dan tertidur. Begitu bangun badan rasanya enak, dan malamnya, aku nggak rewel lagi... tidur dengan nyaman dan nyenyak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar