Gara-gara nggak bisa bobok, ibu mengajakku jalan membeli makanan. kayaknya ibu tau deh, kalau aku laper banget makanya nggak bisa bobok. Kami ke minimarket dekat masjid, di situ aku dibelikan makanan yang belum pernah aku makan. Lembut, agak dingin dan rasanya ada asem-asemnya gitu. namanya yoghurt!!
Sebenarnya aku harus minum yoghurt khusus baby, biasanya namanya yoghurt BABY YOPLAIT,
rasanya lebih manis, bisa juga dicampur dgn buah seperti pisang atau melon.
yoghurt merupakan sumber protein, kalsium, fosfor, dan lemak
Bahan dasar Yoghurt
Dalam
membuat Yoghurt diperlukan susu segar atau susu tanpa lemak yang biasa
disebut dengan susu skim. Bahan pembuat Yoghurt ini kemudian dilarutkan
dalam air hingga mengental.
Yoghurt khusus bayi
Menurut
medis, Yoghurt dapat dikonsumsi oleh bayi dari mulai usia 7 hingga 8
bulan. Namun demikian tidak semua yoghurt dapat dikonsumsi bayi,
pilihlah yoghurt yang memang dibuat khusus untuk bayi. Jumlah takaran
Yoghurt yang dikonsumsi bayi adalah maksimal 25 ml per hari.
Yoghurt
yang aman Untuk dikonsumsi oleh bayi adalah yoghurt murni tanpa rasa
apapun. Pemberiannya dapat dicampurkan dengan buah dan dilumatkan atau
diblender. Yoghurt tidak murni yang telah memiliki rasa tertentu
diperkenankan untuk diberikan kepada bayi yang telah berusia lebih dari
satu tahun.
Konsumsi yoghurt dianjurkan oleh beberapa ahli untuk
memperbaiki pencernaan bayi yang sedang mengalami diare dan bagi bayi
yang tidak tahan dengan lactosa. pada Yoghurt lactosa telah terpecah
oleh bakteri baik pada proses fermentasi sehingga mudah dicerna oleh
usus.
Yoghurt tidak jauh berbeda dengan susu. Bahkan beberapa
ahli menyarankan yoghurt bagi bayi yang tidak tahan dengan lactosa. Hal
ini dikarenakan pada dasarnya yoghurt adalah susu yang difermentasi
dengan memasukkan bakteri lactobacillus. Bakteri ini akan merubah
lactose menjadi Lactic acid yang lebih mudah terserap oleh usus.
Setelah berusia 6 bulan, merupakan saat yang tepat memperkenalkan bayi anda dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Salah satu makanan yang bisa anda perkenalkan yaitu yoghurt. Yoghurt bersumber dari susu, jadi nutrisi
yang dikandungnya pun mirip susu (protein, kalsium, dan berbagai
vitamin penting yang bagus untuk kekebalan tubuh si kecil) bahkan
yoghurt lebih mudah dicerna oleh tubuh dibandingkan dengan susu. Tidak
hanya itu yoghurt mengandung bakteri “baik” seperti Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yang dapat memperbaiki
keseimbangan flora di saluran cerna anak anda.
Kebiasaan mengonsumsi yoghurt setiap hari sejak kecil akan membuat
keseimbangan saluran cernanya akan terjaga. Dampak menguntungkannya,
kuman-kuman penyebab berbagai penyakit seperti tipus dan muntaber tidak
akan bisa tumbuh, keseimbangan flora usus anak anda jadi oke sehingga
kesehatan usus terjaga, proses metabolisme lancar, serta kekebalan tubuhnya meningkat. Yoghurt juga bisa membantu mengatasi bayi yang punya masalah sembelit.
Yoghurt sebagai makanan variasi mulai bisa dikonsumsi bayi selepas
ASI eksklusif, yaitu setelah berusia lebih dari 6 bulan. Tetapi tidak
semua jenis yoghurt bisa diberikan pada bayi anda. Sebelum berusia 1
tahun pilihlah yoghurt yang mengandung Bifidobacterium sp yang
menghasilkan asam laktat tipe L (+). Sedangkan asam laktat tipe D (-)
yang mengalami metabolisme lebih lambat tidak cocok bagi bayi.
Selain itu pilihlah yoghurt yang tanpa gula/sugar free (benar-benar
tidak mengandung gula ya, untuk mengeceknya anda bisa melihat label
kemasan yogurt terlebih dahulu, kalau tercantum salah satu bahannya
adalah gula/mengandung pemanis dan sejenisnya, lebih baik jangan
diberikan, cari merk lain saja).
Bayi juga jangan dulu diperkenalkan yoghurt yang ada rasa
buah-buahan, berikan bayi anda yoghurt plain saja. Setelah berusia
setahun barulah anak anda dapat mengonsumsi semua jenis yoghurt.
Idealnya, pada suhu rendah (4-6 o C), yoghurt bisa disimpan selama 35-40
hari. Bisa juga, yoghurt disimpan dalam suhu beku ( freezer ), karena
pembekuan tidak secara nyata mempengaruhi kultur bakteri yoghurt. Namun,
lelehkan dulu yoghurt beku sebelum dikonsumsi. Caranya? Diletakkan dulu
di ruang refrigerasi agar meleleh secara perlahan-lahan. Bakteri
yoghurt sangat sensitif terhadap panas. Agar tetap “hidup”, sebaiknya
yoghurt tidak dipanaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar