Aku adalah bayi cantik yang menjadi titik kehidupan baru ayah ibuku. Kata ibu, kelahiranku adalah keindahan tak terkatakan, dan ayahku, beliau menangis waktu memotretku di ruang bayi rumah sakit. Namaku Auliazara Anshary Surya. Artinya Matahari Mulia Penolong Sesama. Maksudnya supaya kalau aku besar nanti menjadi orang yang suka menolong. Indah ya...seindah hari-hari pertumbuhanku yang tak terlupakan.
Kamis, 28 Juli 2011
Suara Suara Bising...
Sabtu yang melelahkan. Ibu mengajakku jalan2, tapi kali ini kami melewati jalan yang amat sangt bising dengan bermacam2 suara2 yang belum pernah kudengar.
Jumat, 22 Juli 2011
Senin, 18 Juli 2011
Kamis, 14 Juli 2011
Ruam ruam di sekujur tuibuhku
beberapa hari ini lengan, leher dan dahiku penuh dengan ruam kemerahan. katanya sih, kringet buntet...
Selasa, 12 Juli 2011
Berpegangan dan...Berdiriiii!!!
Aku sudah bisa berdiri, lho...meskipun sambil berpegangan. Kalau nggak berpegangan meja, ya berpegangan kaki ibu kalau pas duduk2 di kamar.
Minggu, 10 Juli 2011
Tidurku nggak tenang
Semalem waktu ditinggal ibu pergi, tumben aku nggak nangis. Tapi siang ini aku nggak nyaman dan perasaan takut2 gitu pas tidur siang. aku nggak mau di kasur dan nggak mau ditinggalin ibu. maunya gendong dan dipeluk ibu terus...
Selasa, 05 Juli 2011
Senin, 04 Juli 2011
Jumat, 01 Juli 2011
Ingin Tahu Apa saja Resep MP-ASI ku?
Ingin tahu, kan, apa saja bubur yang dibikin ibu untukku? Awal-awalnya sih, masih bubur instant atau biskuit bayi. Tapi karena ibuku percaya banget bahwa makanan alami jauh lebih sehat dan berkhasiat, hampir setiap hari ibu membuat sendiri makanan MP-ASI ku. Ternyata mudah dan cepat, lho, nyiapin bubur. Tinggal direbus, diblender, jadi, deh....
Biasanya kalau aku sudah mulai kenyang dan nggak mau makan lagi, ibu mencampurnya dengan air putih agak banyak, lalu aku meminumnya dengan lahap. Nah... tandas, deh, makananku.
Bahan-bahannya kurang lebih sama dari hari ke hari. Ibu hanya menggilirnya sesuai yang mana yang kusukai. Ibu 'nyetok' bahan dasarnya seminggu satu paket, yaitu; labu kuning, ubi jalar, keju craft, wortel, bayam, bawang bombay.Ibu tinggal meraciknya bergantian; labu-keju-bayam-bombay-tambah kacang tanah...atau ubi-bayam-wortel-tahu-keju. yang paling kusuka tuh campuran ubi-kuning telur-bombay-keju...nyam nyam deh rasanya... atau kalau menu siang hari; wortel-sayur sawi-bawang pre-tempe-tahu jepang dan keju...enaaak banget!!
Nah, bahan tambahannya tergantung apa adanya; kadang kacang tanah, tahu, tempe, bayam, apel, dan kedelai.
Sekarang tiap makan, ibu pasti yang nyiapin sendiri, yang nyuapin kadang ibu, kadang teteh. Nah, kalo bepergian, baru aku makan bubur instant... nggak seenak bikinan sendiri tentunya!!
Berdiri dan...Gapai!!
Selain lagi hobby merangkak, aku juga lagi belajar berdiri dan menggapai berpegangan apa saja yang ada di depanku. Pernah suatu hari di musholla, ada kotak kayu yang besar dan berat. Tentu saja aku langsung menjadikannya alat untuk berpegangn. Hap... akupun bisa berdiriu!!!
Kalau di rumah, aku suka berpegangan dinding kamar. Apalagi, dinding kamarku dipasangin stiker kupu-kupu, wow... indah dan pengen banget aku mengelupasnya dan ... menggigitinya tentu!!
Bedku Luas, Belajar Merangkak Pun Puaaas!!
Gara-gara jatuh kemarin, ibu merayu-rayu ayah untuk menurunkan springbed dan menggelar kasur menjadi 3 berendengan. Dengan berat hati ayahpun mengabulkan. Walhasil, ibu harus menyiapkan sofa khusus untuk ayah kalau ingin duduk santai sambil nonton tv.
Ternyata setelah didekor ulang, kamar jadi lega dan lebih nyaman. Apalagi kasurnya sampai 3 deret. Wuih! Aku jadi leluasa belajar merangkan dan belajar menyeberangi kasir demi kasur yang tingginya berbeda beberapa centimeter. Kakak dan kakay juga berkali-kali berguling2 tanpa takut jatuh ke lantai... Senangnya...
Ternyata setelah didekor ulang, kamar jadi lega dan lebih nyaman. Apalagi kasurnya sampai 3 deret. Wuih! Aku jadi leluasa belajar merangkan dan belajar menyeberangi kasir demi kasur yang tingginya berbeda beberapa centimeter. Kakak dan kakay juga berkali-kali berguling2 tanpa takut jatuh ke lantai... Senangnya...
merangkak menuntut pemakaian kaki dan
tangan yang berlawanan secara simultan, yaitu: menggerakkan tangan kanan
dengan kaki kiri, diikuti tangan kiri dengan kaki kanan, dan
seterusnya, dalam gerakan timbal-balik. Tiap gerakan seperti ini menuntut pemakaian kedua belahan otak kiri dan kanan dalam sebuah koordinasi neurologis yang kompleks.
‘Berjalan
terlalu dini’ (merangkak terlalu singkat sebelum mulai berjalan) diduga
berhubungan dengan masalah akademis di belakang hari.
“Penelitian terhadap anak-anak yang digolongkan ‘berjalan terlalu dini’
menunjukkan bahwa mereka meraih skor lebih rendah dalam berbagai tes
prasekolah,” kata Dr. Fysh.
Louis Barclay Murphy dan Colleen T.
Small dalam The Baby’s World menjelaskan berbagai pengalaman sensori
bayi, dalam konteks budaya para bayi itu sendiri. Berdasarkan penjelasan
mereka, kita bisa melihat betapa banyak ‘keuntungan langsung’ yang bisa
dirasakan bayi dengan merangkak - selain meningkatnya keterampilan
motorik, tentunya:
1. ‘Memperluas Dunia’
Bayi
perlu memperluas dunia, karena mereka akan semakin terbiasa dengan apa
yang mereka lihat sehari-hari dan bisa bosan. Dengan merangkak, bayi
bisa menggapai, menyentuh, merasakan dan menjulurkan tubuh untuk melihat
dan mendengar sesesuatu yang baru dan menarik. Dengan cara ini, bayi
memelihara minat dan kesenangannya terhadap rangsangan baru – ini sangat
penting untuk perkembangan mental bayi dan kelangsungan hidupnya.
Bayi-bayi yang kurang mendapat ‘nutrisi’ untuk pancainderanya (karena
dunianya tidak diperluas) akan lambat perkembangannya.
2. Mengembangkan ‘Peta-peta Kognitif’
Peta-peta
kognitif (cognitive maps) berkembang begitu anak menyesuaikan diri
mereka dengan lingkungan sekitar. Ketika bayi mulai merangkak dari ruang
yang satu ke ruang lain, mereka belajar menemukan jalan sendiri untuk
mengelilingi rumah. Mereka menciptakan peta kognitif seperti burung dan
tupai menemukan jalan pergi dari dan pulang ke sarang. Bayi yang
merangkak juga bisa menyelidiki lemari-lemari dapur di sepanjang jalur
merangkak. Itu membuat mereka makin menguasai jalur, bahkan mampu
mengubah tiap jalur menjadi tempat mengasyikkan. Semua itu akan
mengembangkan kompetensi dan kemandirian bayi.
3. Mengembangkan kelekatan dengan lingkungan
Proses
pengembangan kelekatan (attachment) bayi dengan sesuatu disebut juga
kanalisasi. ‘Sesuatu’ itu bisa ibunya, selimutnya, mainannya, boks-nya,
makanannya, pakaiannya, dan seterusnya. Bayi yang merangkak bisa
menjalin kelekatan dengan lebih banyak ‘sesuatu’, yang mungkin tidak
didapat jika tidak merangkak: kolong boks (yang ternyata nyaman untuk
sembunyi!), sudut kamar, lemari, meja-kursi, ceruk di antara perabotan,
ruang di balik pintu, dan apa saja yang bisa mereka temukan dalam
setting rumah kita.
4. Menyalurkan hasrat kebebasan
Ada
bayi-bayi enerjik yang kesal jika terkurung dalam kotak bermain atau
kamar. Mereka bisa marah dan melakukan tindakan destruktif: melempar
atau merusak mainan, menendang, memukul, dan sebagainya. Dengan
merangkak, bayi-bayi enerjik tersebut mendapatkan penyalurannya. Hasrat
ingin bebas terpuaskan, energi gerak yang melimpah tersalurkan
(merangkak itu capek, lho!).
5. Memperkaya kehidupan emosi
Merangkak
memberi kesempatan bayi mengalami lebih banyak tantangan dari
lingkungan. Semua itu harus dihadapi oleh bayi dengan segala rasa yang
muncul dalam dirinya – takjub, gembira, bersemangat, sedih, cemas bahkan
takut. Kesuksesan demi kesuksesan yang berhasil dicapai bayi dalam
mengatasi tantangan tersebut akan membangun optimisme bayi.
6. Memperkaya cara-cara untuk menyamankan diri
Bayi
mampu membuat dirinya nyaman dengan berbagai cara. Ada yang mengisap
jari (oral), memandangi gambar-gambar di dinding (visual),
menggosok-gosokkan jari kaki ke mainan (taktil). Dengan merangkak, bayi
bisa memperkaya cara menyamankan diri. Misalnya, merangkak ke kolong
meja dan berbaring menikmati ketersembunyian dirinya dari orang lain
(visual).
7. Memperkaya cara bayi untuk ‘mempengaruhi dunia’
Sebelum
bisa merangkak, bayi mungkin hanya bisa ‘mengulurkan tangan dan menatap
penuh harap’ untuk menyuruh kita menghampiri dan menggendongnya. Dengan
merangkak, bayi bisa menghampiri kita dan lebih ‘memaksa’ kita
menggendongnya segera.
8. Memperkaya kosakata bayi
Sebelum
merangkak, bayi hanya menunggu seseorang menghampiri, menyodorkan
sesuatu dan berkata “Ini boneka beruang…,” lalu belajar menghubungkan
antara sesuatu yang nyata (benda empuk berbulu lembut, berwarna cokelat)
dan gagasan tentang benda tersebut (boneka beruang). Dengan merangkak,
bayi mendapat kesempatan jauh lebih luas untuk menemukan lebih banyak
objek dan mengaitkannya dengan bahasa. Ketika merangkak mencapai kaki
tangga, misalnya, kita berseru “Jangan ke tangga!” Bayi belajar
menghubungkan bahwa yang ada di dekatnya adalah ‘tangga’ dan dia
‘dilarang’ mendekati benda tersebut.
Hm, kalau sebanyak ini keuntungannya, siapa lagi yang berani mengatakan merangkak tidak penting?
Langganan:
Postingan (Atom)