Senin, 31 Oktober 2011

Bermain Banjir



Sore kemarin hujan deraaas banget. Petir dan angin kencang sekali. Walhasil jalanan depan rumahku banjir sebetis. lalu aku main perahuperahuan, deh, sama Kakak Kakakku... Asyiiik!!

Minggu, 30 Oktober 2011

Pengalamanku di Baby Chair



Aku lagi pesen makanan lho...
Dari tiga baby chair yang pernah aku coba, semuanya punya keunikan sendiri. Di Pizza Hut, Mc Donald, dan Kafe Betawi... seneng, deh aku selalu didudukkan di baby chair.

Jumat, 28 Oktober 2011

Tosss!!!

Aku sudah bisa toss, lho...

Ke Pasar Cisalak

Tengah malam, ibu membawaku ke pasar Cisalak untuk belanja sayur dan bahan makanan stok seminggu. Wah... banyak sekali sayur dijual di sana.

Selasa, 25 Oktober 2011

Berhasil naik kursi sendiri



Yes!! Aku berhasil naik kursi sendiri!!

Latihan Pis di Kamar Mandi

Pagi ini pertama kalinya aku latihan pis di kamar mandi. Namanya tatur. Aku dibopong ibu, dengan (maaf) pantat menggantung...sampai aku pis. Trus...cebok deh...

Minggu, 23 Oktober 2011

Masuk Tas... Keluar Tas...

Aku paling suka ngoprek tas. Apalagi kalau nemu dompet ibu. Pasti kukeluarkanlah semua isinya. Nah hari ini aku sibuk masuk-masukin dan ngeluarin barang-barang dari tas bajuku sendiri; bedak, hairlotion, minyak telon...

Main Bola Sama Ibu, Main Musik sama Ayah

Malam ini karena nggak bisa tidur, akhirnya ibu mengajakku main lempar bola. Senangnyaaa... aku sampai tergelak-gelak. Bola dilempar ke dinding, balik lagi ke dekatku. Bola dilempar ke atas, balik lagi ke dekatku... duh, gemesss...
Capek dan mau bobok, ayah membunyikan musi kesukaanku dari HPnya... akhirnya aku tertidur, deh...

Sabtu, 22 Oktober 2011

Badanpun Panas dan Gak Enak



Pagi ini badanku agak panas. Itu sebabnya seharian aku dan ibu tiduran aja. Kupikir sampai malampun bisa istirahat dengan tenang di rumah... ternyata... jam 4.30 diajak ibu pergi lagi!!!

Jumat, 21 Oktober 2011

Banyak Tidur di Mobil





Keseringan ikut ibu pergi, aku jadi terbiasa tidur di mobil. Eh... apa ya, resikonya...?

Rabu, 19 Oktober 2011

Senin, 17 Oktober 2011

Bertepuk Tangan

Sudah sebulan ini aku bisa bertepuk tangan, lho... Tiap kali aku berhasil melakukan sesuatu, semuanya mengajak bertepuk tangan. Selalu dibarengi dengan teriakan...Horeeeee...!! Berhasiiil!!!

Aku bisa ucapin: Mam maaa...ma...Pa ... pa ap..pa..

Bangun tidur, daripada bete, aku suka ngoceh sendiri...pa...pa.. apa...appa.. mma..maa...

Walaupun mungkin batita Anda hanya mengucap sedikit kata dengan jelas, ia paham apa yang Anda katakan. Anda akan menyadari penerimaan bahasa ini beraksi ketika ia sukses mengikuti instruksi sederhana dari Anda, seperti “Ayo nak, bawa cangkirmu ke sini!”. Pada usia ini, seharusnya pula balita sudah kenal dirinya dengan tahu namanya, mampu menunjuk pada obyek, mengidentifikasi beberapa anggota tubuhnya dan melambaikan tangan untuk berpisah.

Berikut beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara batita semakin lancar dan ia gemar bicara:
  • Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab, Chicago.
  • Jadi ‘role model’. Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.
  • Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.
  • Tetap nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.

Minggu, 16 Oktober 2011

Bermain Air

 Aku punya satu lagi kegiatan menyenangkan di rumah, yaitu main air. Kadang di teras atas sambil menunggui ibu mencuci baju, atau di garasi sama kakak dan kakay. Main hujan buatan, main seluncuran...aduh senangnyaaaa.... brrr brrr... beberapa kali wajahku terpercik air, alhasil aku pilek beberapa hari...hmmm...
Tapi aku nggak kapok, besok-besoknya kalau ada kesempatan, kami main air lagiii
...

Trik Turun dari Bed

Dulu, setiap kali turun dari bed, kepalaku sering nyungsep ke lantai...jeduk. wadoouw... tentu saja aku langsung nangis. Ibu mengusap-usap dahiku dengan minyak tawon. Biasanya memang kedua tanganku turun dulu ke lantai, tapi karena aku belum bisa mendorong badanku dengan hati-hati ke bawah, walhasil kepalaku duluan yang mencium lantai.


Lama-lama aku jadi tahu kalau turun dari bed lebih aman dengan satu tangan dan satu kaki bersama-sama...

Selasa, 11 Oktober 2011

Berenang



Hari ini kami pergi berenang; aku, ibuku, Kakay, Kak Putri, dan Mama Putri. Kami berenang di GTA, sebuah komplek perumahan dekat rumah. Asyiiik, menyenangkan dan melelahkan...

Rapat di Surveyor Indonesia

Malam ini kembali melelahkan. Aku diajak ibu rapat di Gedung Surveyor Indonesia. gedung yang tinggggi sekali.